Sunday, June 3, 2012

Training PA

Bersyukur banget dua minggu kemarin (28 Mei dan 2 Juni 2012) aku diberi kesempatan untuk bisa ikut training pemahaman Alkitab (PA) di kampusku. Meskipun awalnya aku agak galau karena kebetulan pas waktu itu banyak juga acara yang terlihat "lebih" mengasyikan daripada training ini. Tapi bersyukur karena Tuhan udah mengarahkan langkah kakiku ke acara yang benar dan lebih bermanfaat. Oke kembali ke training PA nya.

#Training hari pertama#
Training hari pertama diisi dengan penjelasan dan metode yang pada umumnya dipakai untuk memahami Alkitab lebih dalam. Aku menyadari kalo memang baca Alkitab secara sepintas (Bible reading) aja belum cukup. Nah, makanya dengan ber-PA aku bisa membuka dan menggali lebih dalam tentang firman Tuhan, bisa mengerti kondisi penulis saat itu (kalo bentuknya surat), latar belakang, dan apa inti yang ingin disampaikan, dan hal-hal lainnya yang bisa dibukakan dari ber PA. Jujur, dulu aku paling "sebel" ber PA. Kenapa? karena dulu dalam pikiran ku PA itu susah, ribet, bikin pusing, bla bla bla.. tapi bersyukur melalui training ini mindset ku tentang PA boleh diubahkan. Disini, aku diajarin gimana cara dan alur PA yang bener sehingga bisa mengambil interpretasi yang bener hingga sampai aplikasinya. Nah metode yang diajarin ialah metode Induktif. Nah gimana metode itu? Metode Induktif adalah metode menggali Alkitab dengan menjadikan data-data yang disajikan oleh Alkitab sebagai dasar untuk menyimpulkan pesan (ajaran) dalam Alkitab. Metode ini menggunakan 3 langkah pokok, yaitu

    1. Observasi : menemukan apa saja yang dikatakan Alkitab (what the Boble says)
    2. Interpretasi : mengerti maksud Alkitab bagi pembaca mula-mula (what the Bible means to the original readers)
    3. Aplikasi : mengerti maksud Alkitab dan penerapan konkritnya (what the Bible means to me)
Dalam langkah yang pertama, yaitu observasi kita diajak untuk meneliti dengan seksama bagian-bagian yang menyusun keseluruhan perikop. Pada tahap ini, kita bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat pada tiap bagian perikop, sehingga bisa mengetahu secara rinci tiap bagian yang menyusun keseluruhan bagian perikop itu. Pertanyaan dasar yang biasa digunakan ialah 5W + 1H (who, where, when, what, why, how). Dan kita bisa mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dasar ini untuk mendapatkan data yang lebih rinci. 

Oh iya, sebelum observasi pada perikop yang akan kita PA kan, alangkah lebih baik, kita lakukan observasi terhadap kitab yang akan kita PA kan. Sehingga kita bisa tahu lebih dalam tentang kondisi saat itu, latar belakang, alasan ditulis, kapan kira-kira kejadiannya, dan berbagai informasi lainnya untuk menguatkan hasil observasi perikopnya. 

Nah, setelah diobservasi, kita lanjut dengan proses berikutnya, yang menurutku "agak" meningkatkan adrenalin (re: lebih banyak berpikir) bila dibandingkan dengan fase observasi. Interpretasi merupakan proses penyatuan setiap bagian yang telah kita amati dalam proses observasi, menjadi satu kesatuan, menjadi gambaran utuh akan apa yang disampaikan penulis kepada penerimanya. Ini seperti menyatukan semua kepingan-kepingan puzzle tanpa ada yang boleh ketinggalan, sehingga puzzlenya bisa lengkap dan sempurna. Kuncinya ialah mendapatkan semua data selengkap dan serinci mungkin, dan kemudian menyusun serta menyimpulkannya dengan tepat.  Nah, setelah itu barulah kita masuk ke fase berikutnya yang tidak kalah pentingnya dengan fasse interpretasi, yaitu aplikasi. Pada proses ini kita diajak untuk mencari relevansi antara pesan/ajaran yang didapat dari proses interpretasi dengan kehidupan kita saat ini, serta penerapannya dalam hidup kita sehari-hari. Ingat: penerapannya! hehe.. jadi disinilah yang penting. Firman Tuhan memang untuk dibaca dan direnungkan, tapi jika gak ada penerapannya sama aja bohong. Jadi setelah dibaca, direnungkan, dimengerti, dan tentunya harus bisa diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ingat bahwa fungsi Alkitab ialah untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran, sehingga tiap manusia bisa diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Timotius 3 :16 -- 17). Aplikasi harus dibuat sespesifik mungkin! supaya kita benar-benar tahu apa yang harus dilakukan dan terdorong melakukannya. bisa nih kita buat pertanyaan pembantu untuk membuat suatu aplikasi : apa yaa yang harus aku lakukan? gimana cara melakukannya? dimana dan kapan harus memulai melakukannya? kepada siapa aku harus melakukannya?

Nah, di training hari pertama aku belajar PA dari banyak kitab seperti Filemon (yang memang surat terpendek di Alkitab), cerita tentang Zakheus, dan juga cerita tentang anak pegawai istana yang disembuhkan (Yohanes 4:46 -54). 

Ini adalah contoh hasil PA Filemon. 



Mungkin cuman segini yang bisa aku sharingkan tentang pengalamanku di training PA. Yah overall aku bersyukur bisa ikut training ini. Senang bisa belajar lebih banyak lagi tentang firman Tuhan, senang bisa belajar hal-hal baru dari orang yang lebih dulu belajar PA. Semoga kedepannya bisa lebih rindu dan lebih baik lagi dalam ber PA. Sekian. Semoga bermanfaat.. :)

Training hari kedua diisi dengan pembahasan Pemahaman Alkitab dari 1 Petrus 5:1-11. Agak panjang sih, tapi nanti akan di post lebih lanjut lagi deh (kalo sempet).. to be continued.... ^^

No comments:

Post a Comment